Jadi ceritanya hari ini di kelas statistik ada kejadian yang cukup goblok, temen saya sebut saja si R dan si W hampir mau berantem gede gara2 hal yang sebenernya ga penting: parfum.
si R ini masuk kelas dengan bau parfum yang cukup menyengat, terus si W spontan bercanda, "dude, gile lu bau parfumnya mantep abis, are you hitting someone here?". Si R juga bales dengan bercanda, "iye, gw lagi ngincer lu berdua (ngomong sama gw sama si W)". Oke sampe disini masih asik2 aja, kita bales juga dengan ketawa2 bego. Nah setelah kelas dimulai sekitar setengah jam, si W ini tau2 protes lagi, "anjeeeng R, bau parfum lo, hahaha". Nah disini si R mulai agak males diprotes mulu, "ah bacot lo!". Si W juga bales, "lo orang negara mana sih, sensitif amat!". Situasi mulai agak memanas setelah 2 orang ini saling sahut2an cuma gara2 parfum. Saya yg udah mulai males akhirnya slap some senses back to their mind, "are you guys fucking pussies?? We all men here, calm down, it's just a fucking perfume!". Akhirnya mereka diem dan suasana agak kembali adem.
Diakhir kelas si R ngomong sama gw, "dude, sori yg tadi, bukan maksud gw sensitif gitu, cuma gw ga nganggep si W itu temen gw, okelah lo temen gw ga masalah kalo lo becanda2 gitu. Gw mulai gini juga gara2 dulu gw sering sok2an becanda sama temen Thai, tapi respon mereka malah gini "ngapain lo ngomong kayak gitu, lo kan bukan temen gw" jadi gw mulai bersikap gini sekarang"
nah paragraf diatas ini cuma intro doang benernya, dari pembicaraan dengan si R ini saya jadi memikirkan banyak hal. Emang apa sih yg jadi kriteria seseorang bisa dikategorikan teman atau bukan?
buat saya sih simple, begitu saya mulai berkenalan dengan seseorang, terlibat pembicaraan, maka saya menganggap dia teman. Disini status seseorang yg nobody berubah menjadi teman. Saya pribadi lebih suka menyebut teman disini adalah status ground zero, neutral, dan saya ga mau atau lebih tepatnya ga gitu suka membuat strata di dalam status tersebut.
But aren't we all just human? We love to make caste system even in smallest simplest thing in our life. Dari status "teman" we made many subtypes: sahabat, drink buddy, pray buddy, TTM, fuck buddy, sworn brother, sworn sister, temen makan, temen yg nongol kalo butuh doang, parasit, partner-in-crime, dll. Dan bagai sebuah sistem kasta, status spesial diberikan sesuai tingkat kedekatan kita dengan seseorang, ain't all lover starts as friends? Lalu ga dikit juga teman yang turun kasta menjadi musuh. Oh we are all so simple, humankind.
so, if sometimes later I suddenly love you, are you still my friend?
so, if sometimes later I hurt you and you stop talking to me, are we still friends?
like Ted Mosby said, "so look at we, we are just two people who pretend to be friend just because it would be inconvenience not to"
if sometimes later I change your beer into milk, are we still friends?
if sometimes later I rarely give you some satyrical jokes and give you sweet words and praise instead, are we...still friends?
so if sometimes later I throw you a grenade...err jost joking, who the fuck gonna throw people some grenades, are you a moron?
oh iya, perlu diingat juga bahwa teman itu berbeda dengan keluarga. Meskipun itu sohib kamu yg paling deket, tetep ada batasan yg membedakan dia dengan keluarga. Personally, ini lebih kearah attitude,
bagaimana kamu respect terhadap keluarga, ada value tersendiri yang tak tergantikan oleh siapapun, dan untuk memasukkan seseorang sebagai anggota keluarga itu bukan hal yang sepele, seperti misal, pipis di semak belukar. #ganyambung #biarin
keterangan gambar disamping: bukti belum ditemukannya KB. Beyond salvation!
ada kejadian beberapa minggu yang lalu ketika saya main FB, secara mendadak ada yg memberi family request kepada saya. Padahal saya serius ga kenal bocah itu. Mana status yg dia requestkan kepada saya adalah: son. Ini masih bocah bisa2nya nganggep gw son, sungguh delusional.
Jadi postingan sore hari ini sih saya cuma pengen bertanya sama pembaca sekalian, apa sih yg mengkategorikan seseorang menjadi teman atau bukan? perlukah strata dalam pertemanan? perlukah kita bersandiwara, wouwoooo...
udah ah saya mau makan sate sama durian monthong dulu, selamat sore!